Sex Education

Pengertian Pendidikan Seks

Menurut Sarlito dalam bukunya Psikologi Remaja (1994), secara umum pendidikan seksual ( sex education) adalah suatu informasi mengenai persoalan seksualitas manusia yang jelas dan benar, yang meliputi proses terjadinya pembuahan, kehamilan sampai kelahiran, tingkah laku seksual, hubungan seksual, dan aspek-aspek kesehatan, kejiwaan dan kemasyarakatan.

Menurut M. Sofyan Sauri, S.Sos. selaku salah satu aktifis dari Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, selama ini jika membicarakan seks yang terbesit dibenak pasti hubungan seks padahal seks itu sendiri memiliki arti jenis kelamin yang membedakan pria dan wanita secara biologis.

Pendidikan seks menjadi topik yang sering di perbincangkan akhir – akhir ini. Seperti yang kita tahu sekarang ini banyak terjadi pelecehan seksual, pemerkosaan, dan bahkan seks bebas ( free sex) sudah menjadi hal yang biasa di masyarakat saat ini. Sebagian masyarakat beranggapan hal sudah biasa dan bukan masalah yang harus di besar – besarkan. Sebagian lagi beranggapan bahwa kehidupan sekarang sudah tidak bermoral dan harus di kembalikan ke jalan yang benar. Hal – hal tidak bermoral diatas disebabkan karena perilaku seks yang dan kurangnya pengetahuan tentang seks yang baik di kalangan masyarakat, mereka hanya mengetahui seks secara instan melalui DVD, majalah, dan internet yang sayangnya lebih mengedepankan unsur porno dariapada pengetahuan tentang seks itu sendiri. Akhirnya sebagian masyarakat pun mulai menyadari pentingnya pendidikan seks sejak dini.

Tujuan Pendidikan Seks

  1. Memberikan pengertian yang memadai mengenai perubahan fisik, mental dan proses kematangan emosional yang berkaitan dengan masalah seksual pada remaja.
  2. Mengurangi ketakutan dan kecemasan sehubungan dengan perkembangan dan penyesuaian seksual (peran, tuntutan dan tanggungjawab)
  3. Memberikan pengertian mengenai kebutuhan nilai moral yang esensial untuk memberikan dasar yang rasional dalam membuat keputusan berhubungan dengan perilaku seksual.
  4. Memberikan pengetahuan tentang kesalahan dan penyimpangan seksual agar individu dapat menjaga diri dan melawan eksploitasi yang dapat mengganggu kesehatan fisik dan mentalnya.
  5. Untuk mengurangi prostitusi, ketakutan terhadap seksual yang tidak rasional dan eksplorasi seks yang berlebihan.

secara garis besar pendidikan seks bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman yang baik kepada masyarakat tentang “apa itu seks” bukan hanya sekedar bagaimana melakukan seks.

Pandangan Pendidikan Seks dari Berbagai Aspek

1.       Agama

Menurut Islam, seks bukanlah ciptaan setan. Seks juga buka sesuatu yang kotor, jahat, atau pun yang harus dihindari, apapun bentuknya. Seks adalah karunia dan rahmat dari Tuhan dan merupakan gambaran dan kenikmatan surgawi yang akan tiba.
Seks adalah aspek yang sangat penting dari perilaku manusia. Semua manusia memiliki tiga aspek sisi kepribadian, yaitu agama, intelektual dan fisik, serta memiliki gairah untuk memuaskan ketiganya. Islam menganjurkan bahwa ketiga aspek tersebut harus dipenuhi dengan cara yang suci dan sehat, tanpa berlebihan, tanpa tekanan, dan tanpa penderitaan,  Setiap muslim percaya bahwa hubungan seksual adalah suci dan tidak bertentangan dengan ketuhanan, spiritualitas, atau keimanan. Karenanya, seks pun harus disalurkan sesuai dengan jalan yang benar serta harus ditahan dan dikekang jika tidak sesuai dengan jalur yang sah.
Kenikmatan seks tidak boleh mengabaikan aspek-apek moralitas. Perilaku menyimpang dalam seks hanya mengakibatkan rusaknya masyarakat, kebohongan, penipuan, terjadinya pemerkosaan, pembuhuhan dan lain-lain. Oleh karena itu untuk mendapatkan keidupan seks yang baik Islam melalui syari’atnya mengajarkan pernikahan sebagai pintu yang menyucikan hubungan seksual. Perlunya pendidikan seks secara Islami dimaksudkan agar masyarakat dapat mengerti tentang seks yang benar dan sesuai dengan landasan atau dasar agama.

2.       Psikologi

Dalam aspek psikologi kita menemukan bahwa banyak pertanyaan – pertanyaan seputar seks saat usia seseorang mendekati pubertas. Pertanyaan – pertanyaan sederhana yang mungkin sulit untuk diterangkan atau sulit dijawab dengan bahasa yang baik membuat topik tentang seks  menjadi topik yang dijauhi dalam diskusi orang tua dan anak. Orang tua masih menganggap tabu untuk membicarakan seks dengan anak, dan si anak dengan segudang pertanyaan menuntun mereka untuk mencari tahu dengan kemampuannya sendiri melalui internet atau bertanya dengan teman, yang hasilnya seperti kita tahu si anak mendapat jawaban yang kurang pantas untuk anak seumurannya. Sikap orang tua yang masih menganggap tabu perbincangan seks, mengakibatkan si anak mendapat kekeliruan tentang seks. Peran orang tua sangat penting dalam pendidikan seks terhadap anaknya karena akan berpengaruh terhadap masa depan anaknya sendiri.

Materi Pendidikan Seks

Materi pendidikan seks diberikan sesuai dengan usia si penerima edukasi, yaitu sebagai berikut :

1.       Usia balita (1-5 tahun)

Memperkenalkan organ seks yang dimiliki seperti menjelaskan anggota tubuh lainnya, termasuk menjelaskan fungsi serta cara melindunginya.

2.       Usia sekolah (6-10 tahun)

Memahami perbedaan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), menginformasikan asal-usul manusia, membersihkan alat genital dengan benar agar terhindar dari kuman dan penyakit.

3.       Usia menjelang remaja

Menerangkan masa pubertas dan karakteristiknya, serta menerima perubahan dari bentuk tubuhnya.

4.       Usia remaja

Memberi penjelasan mengenai perilaku seks yang merugikan (seperti seks bebas), menanamkan moral dan prinsip ‘say no‘ untuk seks pra nikah serta membangun penerimaan terhadap diri sendiri.

5.       Usia pranikah

Pembekalan pada pasangan yang ingin menikah tentang hubungan seks yang sehat dan tepat.

6.       Usia setelah menikah

Memelihara pernikahan melalui hubungan seks yang berkualitas dan berguna untuk melepaskan ketegangan dan stres.

Di sekolah materi pendidikan seks juga perlu untuk diberikan oleh guru, dan materi pendidikan seks juga diberikan sesuai usia si penerima edukasi seperti berikut ini :

Sekolah Dasar (SD) –> Terutama Kelas 5-6 SD (memasuki usia remaja)

  • Keterbukaan pada orang tua.
  • Pengarahan akan persepsi mereka tentang seks bahwa hal tersebut mengacu pada ‘jenis kelelamin’ dan bukan lagi tentang hal-hal di luar itu (hubungan laki-laki dan perempuan; proses membuat anak; dsb.).
  • Perbedaan antara laki-laki dan perempuan.
  • Pengenalan bagian tubuh, organ, dan fungsinya.
  • Memakai bahasa yang baik dan benar tentang seks à menggunakan bahasa ilmiah, seperti ‘Penis’, ‘Vagina’.
  • Pengenalan sistem organ seks secara sederhana.
  • Anatomi sistem reproduksi secara sederhana.
  • Cara merawat kesehatan dan kebersihan organ tubuh, termasuk organ seks/organ reproduksi.
  • Mengajarkan anak untuk menghargai dan melindungi tubuhnya sendiri.
  • Proses kehamilan dan persalinan sederhana.
  • Mempersiapkan anak untuk memasuki masa pubertas.
  • Perkembangan fisik dan psikologis yang terjadi pada remaja.
  • Ciri seksualitas primer dan sekunder.
  • Proses terjadinya mimpi basah.
  • Proses terjadinya ovulasi dan menstruasi secara sederhana.
  • Memberikan pemahaman bagi para siswa mengenai pendidikan seksual agar siswa dapat memiliki sikap positif dan perilaku yang bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksinya secara umum.

Sekolah Menengah Pertama (SMP)

  • Menjelaskan sistem organ seks dengan cukup detail.
  • Proses kehamilan dan persalinan agak detail.
  • Sedikit materi tambahan tentang kondisi patologis pada sistem organ seks.
  • Memperluas apa yang telah dibicarakan di SD kelas 5 dan 6, yakni identitas remaja, pergaulan, dari mana kau berasal, proses melahirkan, dan tanggung jawab moral dalam pergaulan.
  • Lebih mengarah ke penyuluhan ‘Safe Sex’. Bukan hanya untuk menhindari kehamilan, tapi juga menhindari penyakit-penyakit seksual.

Sekolah Menengah Atas (SMA)

  • Menjelaskan secara detail dan lengkap materi tersebut di atas, ditambah bahaya penyakit menular seksual (PMS), terutama HIV/AIDS.
  • Mendalami lagi apa yang telah diberikan di SD dan SLTP yakni secara psikologis pria dan wanita, paham keluarga secara sosiologi, masalah pacaran dan tunangan, komunikasi, pilihan cara hidup menikah atau membujang, pergaulan pria dan wanita, tubuh manusia yang berharga, penilaian etis yang bertanggung jawab sekitar masalah-masalah seksual dan perkawinan.

 

 

 

sumber :

Pendidikan Seks

Pentingnya Pendidikan Seks

Manfaat Pendidikan Seks

Tujuan Pendidikan Seks

Ilmu Budaya Dasar

Image

Budaya, menurut sejarahnya budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang diartikan sebagai hal – hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Bila dikaji lebih lanjut definisi dari budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang yang dimiliki sekelompok orang dan diwarisi dari generasi ke generasi. Budaya itu sendiri pun terdiri dari berbagai komponen – komponen yang rumit seperti ; agama, bahasa, karya seni dan pakaian.

Saya akan sedikit memberikan contoh dari komponen – komponen budaya yang saya sebutkan tadi.

Agama : perbedaan agama antara orang – orang yang hidup di Jazirah Arab dengan penduduk yang tinggal di Eropa. Penduduk yang tinggal di Jazirah Arab cenderung menganut agama Islam karena itulah agama yang dianut oleh nenek moyang mereka begitu juga dengan penduduk Eropa, mayoritas penduduk Eropa menganut agama Kristiani karena itu sudah menjadi bawaan dari nenek moyang mereka. Sama halnya seperti saat seorang anak harus mengikuti kepercayaan yang sama seperti yang dianut oleh orang tuanya.

Bahasa : mungkin bahasa adalah ilmu yang paling sering diajarkan secara turun –temurun. Setiap daerah mempunyai bahasa mereka sendiri, perbedaan bahasa memberikan ciri khas tersendiri terhadap suatu daerah. Saya ambil contoh yang dekat-dekat saja, seperti di Indonesia, Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki beraneka ragam budaya yang menghiasi kepulauannya dari Sabang sampai Merauke. Di Indonesia juga kita bisa menemukan beraneka ragam bahasa daerah yang selalu menjadi ciri khas setiap daerah. Contohnya seperti bahasa daerah Medan yang terkenal dengan logatnya yang keras dan lantang yang bertolak belakang dengan bahasa daerah Solo yang terkenal dengan bahasa yang sopan dan lemah lembut.

Karya seni : karya seni memang selalu berbeda- beda, tidak hanya daerah tetapi setiap individu mempunyai karya seni yang berbeda yang dikarenakan oleh hasrat seni yang berbeda pula. Saya mengambil contoh dari Indonesia lagi, berbedanya lagu – lagu khas daerah membuat seni musik di Indonesia semakin beragam. Seperti halnya lagu Es Lilin dari Bandung atau Jali – Jali dari Jakarta, dinyanyikan dengan logat daerah masing – masing dan diiringi dengan alat musik khas daerah masing – masing, bila kedua lagu ini dibandingkan dengan lagu dari daerah Merauke atau Indoesia bagian timur lainnya tentu irama dan nadanya sangat berbeda. Indonesia bagian timur cenderung memiliki irama yang lebih menghentak dan dinyanyikan dengan nada semangat.

Pakaian : pakaian merupakan komponen budaya yang paling menarik perhatian. Sebagai contoh pakaian khas negara Jepang yaitu Kimono. Kimono ini selalu saja berhasil menarik mata setiap orang yang melihatnya dan membuat si pengagum ingin mempelajari lebih dalam kebudayaan Jepang. Contoh lainnya mungkin seperti Batik di Indonesia, meskipun sempat bersitegang dengan negara tetangga akhirnya Indonesia berhasil mengklaim bahwa Batik adalah warisan kebudayaan leluhur bangsa Indonesia yang patut dijaga dan dilestarikan. Batik sekarang tidak lagi identik dengan kondangan atau acara pernikahan sekarang warga Indonesia bangga memakai Batik di kegiatan sehari – harinya sehingga dunia luar dapat melihat budaya pakaian khas Indonesia.

Dari contoh – contoh diatas dapat disimpulakan bahwa

Budaya atau kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.

Dan bentuk perwujudan dari kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

source from :

http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

Ilmu Budaya Sosial

  • Pengertian Ilmu Budaya Dasar

Ilmu Budaya Dasar adalah :

“Pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan”

Ilmu Budaya Dasar : Basic Humanitiesm = The Humanities (Humanus) yang artinya

manusia yang berbudaya dan halus yang berkaitan dengan nilai-nilai manusia.

  • Tujuan Ilmu Budaya Dasar

“mengembangkan kepribadian masyarakat dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nilai budaya, baik menyangkut orang lain dan alam sekitarnya yang menyangkut dirinya sendiri”

  • Dua Pandangan Yang Menjelaskan Unsur – unsur Manusia

Manusia terdiri dari 4 unsur :

  1. Jasad
  2. Hayat
  3. Ruh
  4.  Naf

Manusia sebagai suatu kepribadian mengandung tiga unsur :

a)      Id :merupakan struktur kepribadian yang primitif (pemuas kebutuhan)

b)      Ego : merupakan bagian atau struktur kepribadian yang mengatur tingkah laku

c)      Super ego : merupakan kepribadian yang paling akhir, yang dipengaruhi eksternal, yang menunjukkan pola aturan yang dalam derajat tertentu menghasilkan kontrol diri melalui sistim imbalan dan hukuman yang terintermalisasi